Tasyakuran Panen Raya & Ngopi Bareng – Bupati Semarang Bersama Kelompok Tani ‘Tunas Maju Sakti Mandiri’ Desa Kemitir.
Share this
Serasijateng.com, Ungaran – Guna meningkatkan ‘trend’ kopi lokal Kab Semarang semakin diminati dan dicintai masyarakat, harus dimulai dari masyarakat itu sendiri. Sekarang ini, dari Desa/Kelurahan hingga Pemkab Semarang maupun masyarakat umum harus memulainya untuk membeli serta mengkonsumsi kopi asli Kab Semarang. Demikian diungkapkan Bupati Semarang H Ngesti Nugraha, dalam sambutan pada acara “Tasyakuran Panen Raya & Ngopi Bareng – Bupati Semarang bersama Kelompok Tani ‘Tunas Maju Sakti Mandiri’ Desa Kemitir, Kec Sumowono”, Kamis (13/07/2023) siang.
Bupati Semarang H Ngesti Nugraha mengatakan, berharap semakin ke depan, produktifitas kopi di Kab Semarang ini akan semakin meningkat. Untuk mencapai itu semua diperlukan perawatan yang baik. Di Kab Semarang ini secara keseluruhan ada 2.600 hektar lahan perkebunan kopi.
“Kami berharap semakin ke depan, produktifitas kopi di Kab Semarang ini akan semakin meningkat. Untuk mencapai itu semua diperlukan perawatan yang baik. Di Kab Semarang ini secara keseluruhan ada 2.600 hektar lahan perkebunan kopi. Namun, kendala yang harus segera dapat diwujudkan adalah tersedianya gudang. Karena, memang di Kab Semarang ini belum mempunyai gudang yang representatif,” ujar H Ngesti Nugraha.
Menurutnya, gerakan membeli dan konsumsi kopi lokal Kab Semarang mulai sekarang ini harus dibudayakan. Sekarang ini, produksi kopi lokal Kab Semarang mencapai 460 kilogram (Kg) per bulannya. Dari bulan Juni-Juli 2023 ini mengalami kenaikan mencapai 12 kg.
Melalui ‘Gerakan Minum Kopi Lokal’ maka masyarakat Kab Semarang harus mengkonsumsi kopi lokal Kab Semarang ini. Langkah ini akan menjadikan petani kopi di Kab Semarang ini semakin maju dan berkembang serta tentunya produksi maupun pendapatan juga meningkat.
Sekarang ini, jika Pemkab Semarang maupun DPRD Kab Semarang kedatangan tamu dari luar kota ataupun dari luar Provinsi Jawa Tengah salah satu jenis cinderamatanya ataupun untuk oleh-oleh berupa Kopi lokal Kab Semarang. Langkah ini, salah satu sarana untuk mempromosikan kepada pihak luar.
” Dalam rangka meningkatkan produksi kopi lokal ini, tahun 2022 lali di Kec Jambu mendapatkan bantuan ‘Omah Kopi’ yang dikelola Diskumperindag Kab Semarang. Hanya saja, sampai sekarang pengelolaannya belum maksimal. Begitu juga, seluruh kegiatan di Pemkab Semarang dan event-event di Kab Semarang ini harus menggunakan kopi lokal Kab Semarang. Hal ini sebagai wujud terobosan baru untuk lebih mengenalkan produk kopi lokal,” tandas H Ngesti Nugraha.
Ketua Kelompok Tani ‘Tunas Maju Sakti Mandiri’ Desa Kemitir, Musyafak mengatakan bahwa dengan lahan seluas 10,5 Hektare (Ha) dengan tanaman sebanyak 16.800 batang kopi, sudah dipanen seluas tiga perempat hektare. Diperkirakan, untuk setiap pohon hasilnya panenan mencapai 5 kg. Untuk petik pertama rata-rata menghasilkan 2 kg per pohon.
” Kopi Robusta dengan lahan yang ada di Desa Kemitir ini 66,5 hektare (Ha) yang sudah panen seluas 38 hektar dengan jumlah pohon sebanyak 60.800 batang dan panenan per pohonnya mencapai 7 kg. Secara kesuruhan telah panen sebanyak 425.600 Kg. Dari luas lahan itu, 80 hektare dikelola kelompok tani. Meskilun, boleh dikatakan panenan masih sedikit tetapi tetap harus kita syukuri. Ke depan, panenan harus meningkat bahkan melimpah,” jelas Musyafak.
Hadir dalam acara tersebut Sekda Kab Semarang Djarot Supriyoto, Kepala Diskumperindag Heru Subroto, Sekretaris Dinas Pertanian Istiqomah, perwakilan Bapeda Nita, Dinas Sosial, Forkopincam Sumowono (Camat Cholid Mawardi, Danramil Kapten Supardi, Kapolsek AKP Rofiul Imam). Selain itu, seluruh Kepala Desa (Kades) dan Ketua Kelompok Tani se Kec Sumowono. Maupun Devi, pengelola tempat Wisata Sukorini, Desa Kemitir, Kec Sumowono.
” Untuk minuman kopi yang disediakan dalam acara tasyakuran ini juga kopi lokal Kab Semarang. Yaitu kopi produksi Kopi ‘Gayeng’ hasil olahan Simon dari Jambu,” pungkas Simon. (Arie B)