Puluhan Ayam Ekor Lidi Ikuti Kontes di Gowongan, Kabupaten Semarang.
UNGARAN, SERASI JATENG – Sebanyak 40 ekor ayam ekor lidi mengikuti kontes yang diadakan oleh Komunitas Pecinta Ayam Ekor Lidi (Kopali) di Gedung Serba Guna Balai RW05 Gowongan, Kabupaten Semarang, Minggu (26/5/2024).
Terdapat beberapa penilaian yang dilakukan mulai dari penilaian fisik hingga penilaian kesehatan.
Kontes ayam tersebut merupakan salah satu rangkaian untuk mempersiapkan masing-masing ayam milik anggota untuk berkompetisi di event nasional. Selain itu juga menjadi wadah silaturahmi antar anggota komunitas.
Ketua Bidang Hukum Kopali Indonesia, Nur Rofik mengatakan, Kegiatan ini dihadiri anggota dari Kopali Semarang, Banjar negara, Pekalongan, Brebes, dan Wonosobo.
” Kegiatan ini dihadiri anggota dari Kopali Semarang, Banjarnegara, Pekalongan, Brebes, dan Wonosobo. Kemudian ada tambahan peserta dari Tegal yang merupakan anggota baru,” kata Nur Rofik saat di temui wartawan Serasi Jateng.
Selain itu, kegiatan kontes tersebut juga bertujuan untuk menciptakan kegiatan yang tidak berhubungan dengan perjudian ataupun kegiatan negatif lainnya. Pasalnya kegiatan semacam itu sering dihubungkan dengan hal-hal yang negatif.
Adapun beberapa penilaian yang dilakukan pada kontes tersebut. Diantaranya penilaian fisik dan kesehatan yang masing-masing penilaian terdapat poinnya.
” Ada beberapa penilaian dari mulai kepala, badan, kaki, postur tubuh, dan ekor dan masing-masing terdapat poin nilai tersendiri,” jelasnya.
Menurutnya ayam merupakan hewan klangenan atau kesayangan bagi para pencintanya. Sehingga apabila ayam tersebut memiliki bentuk fisik yang sudah bagus maka akan bertambah nilainya.
” Di Semarang sendiri animonya bagus, sehingga perlahan namun pasti anggota kita semakin hari semakin bertambah,” ungkapnya.
Sementara itu, salah satu peserta dari Brebes, Ahmad mengaku sudah sering mengikuti kegiatan kontes ayam ekor lidi. Bahkan ayam miliknya pernah menyabet juara dua di latihan bersama di Pekalongan.
” Untuk sementara sudah ikut kontes di Banjarnegara, Pekalongan, dan Semarang. Nanti selanjutnya okut lagi antara di Wonosobo atau Brebes,” ujarnya.
Ahmad mengatakan bahwa perawatan ayam ekor lidi tersebut simpel dan sederhana. Seperti merawat ayam bangkok ekor lidi maupun ayam bangkok klasik. Yang terpenting perawatannya berfokus pada ekor ayam.
” Karena ekor harus benar-benar terawat dan konsisten agar tidak rusak,” lanjutnya.
Biasanya ia memberikan perawatan khusus pada ayam miliknya. Yakni memberikan minyak ikan pada ayamnya dua hari sekali ketika kondisinya tengah mabuk.
” Sebenarnya sedikit merogoh kantong untuk perawatannya. Tapi saya percaya proses tidak pernah mengkhianati hasil,” tandasnya.
Ayam-ayam yang telah memenangkan kontes akan mempengaruhi harga dipasaran dan akan diincar para kolektor maupun pelanggan. Bahkan paling mahal yang terjual bisa mencapai harga puluhan juta.
” Apalagi kalau sudah menang kontes nasional harganya akan lebih mahal lagi,” pungkasnya. (Arie B)