Pemda Dan DPRD Kabupaten Semarang Komitmen Dukung Program Pembibitan dan Pembinaan Atlet.
Share this
Serasijateng.com, Ungaran – Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Semarang bersama dengan DPRD Kabupaten Semarang berkomitmen akan terus mendukung program pembibitan dan pembinaan atlet di Kabupaten Semarang.
Ketua DPRD Kabupaten Semarang, Bondan Marutohening mengatakan, bahwa pihaknya mewakili dari para dewan berkomitmen akan mendukung pembibitan dan pembinaan atlet di Kabupaten Semarang, agar nantinya prestasi dalam bidang olahraga di Kabupaten Semarang bisa semakin membanggakan.
” Untuk pembibitan atlet sendiri di Kabupaten Semarang sudah berjalan cukup baik, tetapi kami tekankan jangan sekarang sudah baik justru menjadi cepat puas, tapi kita minta untuk lebih ditingkatkan lagi,” katanya saat dikonfirmasi, Jumat (4/8/2023).
Lebih lanjut, Bondan Marutohening juga mengungkapkan, bahwa potensi yang dimiliki atlet di seluruh cabang olahraga (cabor) di Kabupaten Semarang itu cukup besar.
“Jadi potensinya itu cukup besar, maka harus terus dikembangkan, dicari lagi bibit-bibit atlet baru yang unggulan, yang bisa dijadikan proyeksi di berbagai ajang olahraga berbagai taraf, syukur tingkat nasional,” jelasnya.
Bondan Marutohening memberikan contoh pada kesempatan tersebut, dimana ada satu atlet dari cabor wushu, yang saat ini tengah fokus bergabung berlatih di pemusatan latihan (pelatnas) untuk persiapan ajang wushu di China.
” Nah seperti ini tentu membanggakan, saat ini ada satu atlet dari Kabupaten Semarang yang bergabung di pelatnas untuk persiapan ajang di China. Kemarin ada atlet kita dari cabor yang sama yakni wushu yang mampu meraih medali emas di Sea Games 2023 di Kamboja, tentu harapannya itu bisa menjadi motivasi bagi seluruh masyarakat agar bisa memunculkan lagi atlet baru yang berbakat dan membawa nama harum bagi daerah dan juga Indonesia,” ungkap Bondan kepada awak media Serasi Jateng
Sementara itu, Sekda Kabupaten Semarang Djarot Supriyoto menyampaikan, jika terkait pembibitan atlet di Kabupaten Semarang, pemerintah daerah sendiri telah melalukan inventarisir.
” Kami sudah melakukan inventarisir dari para atlet kami di Kabupaten Semarang, sebut saja kemarin dari Kormi atau Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia, sudah berhasil mendulang beberapa medali, dan kita harapkan di Porprov Jateng 2023 ini juga banyak atlet kita yang meraih medali emas, sehingga dengan hasil-hasil tersebut kami bisa menginventarisir atlet mana saja di Kabupaten Semarang yang berpotensi mendulang prestasi,” jelasnya.
Dengan demikian, lanjutnya, program baik pembibitan dan pembinaan atlet akan tepat sasaran dan dapat atlet berprestasi tersebut akan didukung penuh oleh Pemda Kabupaten Semarang, agar bisa mengikuti berbagai ajang olahraga di tingkat lebih tinggi lagi.
” Untuk pemberian penghargaan ke atlet, jelas kami akam ada anggarannya, tapi sekali lagi belum bisa disampaikan karena kami juga tengah fokus membahasa perubahan anggaran APBD 2023 ini, tapi yang pasti kami Pemda Kabupaten Semarang berkomitmen mendukung program pembibitan dan pembinaan atlet berprestasi,” tegasnya.
Namun pihaknya juga menyanyangkan, jika ada atlet berprestasi dari Kabupaten Semarang yang diambil oleh daerah lain untuk persiapan ajang olahraga bergengsi.
” Ya jelas menyanyangkan, ada atlet kami yang diambil daerah lain, karena jelas kurang sportif ya menurut saya, sehingga harapan kami tidak ada lagi hal-hal seperti ini, karena jelas sangat tidak sportif,” ujar Djarot
Disisi lain, Ketua KONI Kabupaten Semarang Henky Prasetyo menuturkan, dimana pihaknya membenarkan bahwa ada atlet potensi dari Kabupaten Semarang, yang diambil daerah lain utamanya di ajang Porprov Jateng 2023 ini.
” Memang bukan hal baru, tapi masih terjadi. Terakhir ada atlet kita di Kabupaten Semarang, dari cabor wushu diambil dari daerah Grobogan, nah ini ya kita minta kompensasi, alasannya kenapa, karena agar hal ambil atlet dari daerah kita ini tidak terjadi. Kami melindungi dan membatasi atlet kami pindah ke daerah lain dengan cara tersebut, supaya mereka tidak jadi beli. Tapi untuk yang wushu ini sangat kami sayangkan, atletnya pun mau pindah diambil di daerah tersebut,” tutur Henky.
Ia kembali menekankan, bahwa selain satu atlet dari cabor wushu itu, ada juga dua atlet Kabupaten Semarang dari cabor sepatu roda juga mengalami hal serupa.
” Dua atlet dari sepatu roda tapi kami tidak lepas, alasannya kompensasi tidak sesuai, ini fungsinya lagi-lagi melindungi atlet kita diambil daerah lain. Kan ada itu aturannya tidak boleh mengambil atlet dari daerah lain, jika ada harus membayar sejumlah kompensasi ke daerah asal atlet. Tapi bersyukur dua atlet potensi dari sepatu roda kita tidak kami lepas karena attitude kurang baik,” tambahnya.
Oleh karena itu, ia berharap bahwa ajang transaksi atlet antar daerah ini semoga tidak menjadi sebuah kebiasaan dan pembiasaan menjelang event olahraga bergengsi.
” Sudah bukan rahasia umum lagi, ada transaksi seperti ini, dan saya harap saya tekankan juga khususnya di Kabupaten Semarang agar tidak menjadikan sebuah kebiasaan dan pembiasaan untuk transaksi atlet ini. Harus dihadapi dengan berbagai cara, termasuknya sebuah penghargaan untuk atlet itu sendiri, dan kami sudah lakukan hal tersebut, karena jelas ada aturannya,” tegasnya.(Arie B)