Pemandu Keselamatan Wisata Air Mendapat Pelatihan dari Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang dan Badan Penyelamat Wisata Tirta Indonesia.
Serasijateng.com, Bandungan – Para pemandu keselamatan wisata air atau tirta mendapat pelatihan dari Dinas Pariwisata (Disparta) Kabupaten Semarang dan juga Badan Penyelamat Wisata Tirta Indonesia (Balawista), acara di aula Hotel Amanda Hills, Bandungan, Kabupaten Semarang, Selasa (19/9/2023)
Sebanyak 40 petugas penyelamat wisata dari berbagai lokasi wisata tirta di Kabupaten Semarang akan dibekali berbagai materi penyelematan di lokasi wisata air selama empat hari kedepan.
Sekretaris Disparta Kabupaten Semarang Sugiyanto dalam sambutan pembukaan acara pelatihan pemandu keselamatan wisata tirta itu mengatakan, bahwa pelatihan ini dimaksudkan untuk memberikan bekal kemampuan kepada para petugas keselamatan wisata tirta yang ada di Kabupaten Semarang.
” Otomatis dengan pembekalan materi dan skill kemampuan penyelamatan kali ini, para petugas keselamatan disetiap lokasi wisata air atau tirta ini dapat menekan kemungkinan terjadinya kecelakaan di wisata tirta yang banyak dimiliki di Kabupaten Semarang,” katanya.
Kegiatan tersebut selain dari Balawista, Disparta juga menghadirkan Ketua PKK Kabupaten Semarang, sekaligus istri Bupati Semarang, yakni Peni Ngesti Nugraha untuk memberikan motivasi kepada peserta giat pembekalan kepada petugas penyelamat wisata air itu.
” Saya harapkan para petugas keselamatan disini dapat bersikap profesional dan disiplin dalam menjalankan tugasnya, karena pentingnya menjaga keselamatan dan kenyamanan pengunjung di lokasi wisata tirta di Kabupaten Semarang ini. Saya harap juga jangan mementingkan pendapatan dan mengabaikan keselamatan, saya harap tidak ada yang seperti itu,” ucapnya.
Ketua Badan Penyelamat Wisata Tirta Indonesia (Balawista) I Made Suparka yang juga turut mengingatkan para pengelola tempat wisata air atau tirta untuk menugaskan petugas penyelamat terlatih.
” Meskipun potensi kecelakaan sangat kecil, namun dengan keberadaan petugas keselamatan harus tetap harus ada disetiap lokasi wisata, terkhusus wisata air atau tirta,” jelasnya.
Lebih lanjut, I Made Suparka juga menyampaikan, jika para petugas keselamatan di lokasi wisata tirta tersebut, harus mengikuti pelatihan khusus.
” Sehingga nantinya para petugas penyelamat ini memiliki kompetensi tinggi dalam menjalankan tugasnya. Nah, kompetensi tinggi itu diantaranya petugas penyelamat harus mampu berenang sejauh 400 meter dengan waktu maksimal 8 menit,” tambahnya pria yang memiliki lisensi dari lembaga penjaga pantai di Australia itu.
Pria yang juga bertugas menjadi penjaga Pantai Kuta, Bali itu juga menceritakan terkait kecakapan para petugas keselamatan yang mampu mempengaruhi tingkat wisatawan yang datang ke lokasi wisata itu.
” Contohnya di lokasi wisata Pantai Kuta di Bali, kita tahu lokasi wisata itu menjadi spot favorit wisatawan asing yang sebenarnya kita tahu lokasi wisata air itu sangat berbahaya. Karena di pantai tersebut memiliki countur ombak yang besar dan juga arus yang sangat deras,” ujarnya.
Namun, dari contoh yang disampaikan oleh I Made Suparka dimana Pantai Kuta Bali merupakan lokasi wisata air yang sangat berbahaya, tapi justru menjadi lokasi terfavorit wisatawan mancanegara tidak lepas dari para penjaga pantai atau petugas penyelamat disana yang sudah memiliki lisensi standar internasional.
” Dan lisensi standar internasional yang dimiliki petugas penyelamat di Pantai Kuta Bali itu diakui oleh internasional. Jadi standar petugas penyelamat disana sama dengan yang ada di Australia dan kebetulan banyak sekali wisatawan dari Australia yang datang berwisata di Pantai Kuta Bali yang ternyata merasa aman dan nyaman selama berada di pantai tersebut,” tandasnya.(Arie B)