Kuliner Desa Lerep Kecamatan Ungaran Barat “Sego Iriban” Khas Hanya Ada Di Tradisi Iriban.
UNGARAN, SERASI JATENG – Desa Lerep yang berada di Kecamatan Ungaran Barat memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan. Mulai dari keindangan alam, potensi masyarakat hingga kuliner banyak ditemukan di desa yang terkenal dengan Deswitanya tersebut.
Salah satu yang terkenal di Desa Lerep dan memiliki ciri khas yakni Sego Iriban. Dimana kuliner yang satu ini hanya ada di setiap tradisi iriban yang dilaksanakan oleh para warga untuk membersihkan sumber mata air yang ada di lingkungan Desa Lerep. Namun saat ini Sego Iriban bisa dinikmati oleh wisatawan di Pasar Kuliner Tempoe Doeloe Desa Lerep yang ada di setiap hari minggu pahing dan pon.
Keberadaan Sego Iriban bermula ketika terdapat tradisi Iriban yang dilakukan oleh warga Lerep setiap setahun sekali. Tepatnya di bulan Sapar. Tradisi Iriban sendiri merupakan tradisi bersih-bersih sumber mata air serta sebagai rasa syukur karena telah mendapatkan sumber daya air yang melimpah.
“ Sego Iriban itu sebagai istilahnya buat makan bersama dan selametan setelah tradisi iriban berlangsung,” ungkap Ketua Pokdarwis Rukun Santosa, Daniel Bayu Anggara.
Bayu juga mengungkapkan, tradisi Iriban merupakan salah satu agenda tahunan yang ada di Desa Lerep. Dimana seluruh warga dari semua dusun yang ada di Desa Lerep berada di Wangan Cenginging salah satu sumber mata air tersebar di Desa Lerep.
Namun saat ini, untuk memperkenalkan Sego Iriban, tidak hanya sebagai sajian saat tradisi iriban. Keberadaanya Sego Iriban sudah ada di Pasar Kuliner di Desa Lerep yang buka di setiap hari Minggu Pon dan Pahing.
“ Kami memang sengaja agar wisatawan juga biar tahu bahwa ada kuliner khas dari Desa Lerep yang hanya ada setahun sekali di tradisi Iriban,” katanya.
Sementara itu, salah satu warga, Darmi, menjelaskan isian dari Sego Iriban sendiri terdiri dari nasi putih, gudangan yang berisi daun papaya, daun singkong, dan daun kopi. Selain itu untuk lauknya sendiri terdapat tempe bacem, jeroan, ikan asin, telur rebus dan ayam bakar yang sudah dicacah.
“ Untuk ikan asinya tidak digoreng dengan minyak melainkan dengan di sangria,” ujarnya.
Kemudian yang menarik, sayuran untuk gudangannya sendiri saat tradisi Iriban tidak direbus melainkan dimasak dengan cara dilemeng atau dibakar ke dalam bambu. Tidak hanya itu, sayuran tersebut dibakar bersama jeroan. Namun untuk sayuran gudangan yang dijual di pasar kuliner dimasak dengan cara di rebus.
“ Ayam bakarnya juga langsunng dibakar di tempat mas, kemudian dicacah secara bersamaan dan dicampur dengan sayur gudangan yang sudah matang,” jelasnya.
Untuk kemasan Sego Iriban biasanya dibungkung dengan daun jati yang beralaskan daun pisang. Kemudian yang menjadi khas yakni kemasan luar yaitu menggunakan daun blarak atau daun aren yang biasanya disebut Kathok’an. Agar wisatawan bisa membawa Sego Iriban dengan cara ditenteng. (Arie B)