Hari Batik Nasional, Batik Patron Ambarawa diperkenalkan di Gebyar Membatik Klasik.
Serasijateng.com, Ambarawa – Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) prakarya di Kabupaten Semarang mengadakan gebyar Membatik Patron Ambarawa. Selain untuk memperingati Hari Batik Nasional tetapi juga memperkenalkan batik klasik Ambarawa tersebut. Acara di selenggarakan di SMP Negeri 4 Ambarawa, Kabupaten Semarang, Senin (2/10/2023).
Sebanyak 54 perwakilan SMP di Kabupaten Semarang yang diwakili guru prakarya dan satu murid mengikuti kegiatan tersebut. Mulai dari pemberian materi sejarah Batik Patron Ambarawa hingga praktek langsung membuat dengan cara mengecap di media kertas dan kain.
Ketua MGMP Prakarya SMP Kabupaten Semarang, Ngatmi mengatakan, kegiatan gebyar membatik tersebut sebagi bentuk pembelajaran dan pelestarian batik. Terutama Batik Patron yang menjadi ciri khas dari Ambarawa.
” Kalau kemarin kan sudah ada batik ciprat, ecoprint, dan celup. Dan ini ada yang betul-betul dari warisan nenek moyang di Ambarawa. Jadi kita tergugah untuk melestarikan, ” katanya.
Tidak hanya itu, melalui kegiatan tersebut bisa mengenalkan batik patron kepada peserta didik. Agar mereka bisa mengetahui sejarah serta motif-motif didalam batik tersebut.
” Ini juga bisa menjaga keberadaan batik patron agar tidak diambil atau diakui oleh pihak lain, ” ujarnya.
Ngatmi berharap gebyar membatik atau kegiatan serupa bisa diagendakan kembali. Dan melibatkan lebih banyak siswa dan guru yang ada di Kabupaten Semarang.
” Para peserta didik sebenarnya kalau dimotivasi dan didorong itu bisa melakukan dan belajar membatik. Dan itu juga tergantung dari kita sebagai seorang guru untuk melakukan pendampingan, ” lanjutnya.
Sementara itu, pelestari dan penggiat Batik Patron Ambarawa mengaku sangat mendukung kegiatan pelestarian bakti patron di lingkungan sekolah. Karena hal tersebut bisa menumbuhkan kecintaan para peserta didik terhadap batik.
” Kegiatan ini merupakan penjabaran misi dari Bupati Semarang untuk meningkatkan sumber daya manusia yang unggul. Penjabarannya menguri-nguri dan menggali kearifan lokal yang ada, ” katanya.
Motif batik patron sendiri baru ditemukan diakhir tahun 2020. Dimana Kabupaten Semarang khususnya Ambarawa memiliki motif klasik dan didokumentasikan oleh pemerintah kolonial Belanda di tahun 1876.
” Itu dibuktikan adanya peninggalan sejarah dan sudah ditemukan tiga tempat yang diperkirakan merupakan pabrik batik dan ini masih kita gali, ” terangnya.
Ia bersama teman-teman komunitas dan sejarahwan akan terus menggali 87 motif yang sudah ditemukan. Baik nilai-nilai filosofis beserta deskripsinya.
Mafud berharap dengan difasilitasi oleh tim MGMP Prakarya Kabupaten Semarang kearifan lokal bisa sampai pada generasi muda. Agar mereka bisa mengenal potensi-potensi daerah seperti batik patron Ambarawa.
Kepala SMPN 4 Ambarawa M A Utami Eko Putranti mengaku pihaknya mendukung penuh dengan diselenggarakannya acara semakin mengenalkan batik Patron ini.
” Ini menjadi salah satu usaha kembali mengenalkan warisan nenek moyang. Harapannya di hari batik nasional ini juga, batik Patron bisa dipakai di sekolah atau instansi di wilayah Kabupaten Semarang,” pungkasnya. (Arie B)