DLH Kabupaten Semarang Bangun Puluhan TPS3R Atasi Permasalahan Sampah. Ini Kata Kepala DLH Kabupaten Semarang.
UNGARAN, SERASI JATENG – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Semarang di tahun 2024 akan merencanakan pembangunan tujuh TPS3R. Dimana saat ini sudah ada 34 TPS3R yang tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Semarang.
Kepala DLH Kabupaten Semarang, Heru Purwantoro mengatakan di tahun 2023 lalu, sudah ada sepuluh TPS3R yang terbangun. Anggaran pembangunan tersebut diantaranya berasal dari aspirasi dewan dan APBN reguler.
” Kami fokuskan ke wilayah yang memiliki volume sampahnya tinggi. Seperti di Suruh, Getasan, dan Bandungan,” ujarnya Jumat (22/3/2024).
Fungsi TPS3R dinilai sangat efektif dalam pengolahan sampah di suatu wilayah. Pasalnya semua sampah yang masuk harus segera diolah dan dipilah. Tidak boleh ada sisa residu leboh dari 24 jam.
“Nantinya residu-residu yang tidak bisa diolah akan dibawa ke TPA Blondo,” katanya.
Keberadaan sarana dan prasarana untuk menunjang keberadaan TPS3R seperti mesin gribig dan mesin pengolah sampah akan memudahkan dalam pengolahan sampah. Namun di Kabupaten Semarang sendiri belum memiliki mesin yang bisa menghancurkan sampah.
“Kalau mesin gribig kita punya banyak, salah satunya di tahun 2022 kami diberikan anggaran Rp 4,2 miliar untuk membeli mesin pemilah sampah atau mesin gribig,” tuturnya.
Mesin gribig sendiri dalam satu jam bisa memilah sepuluh ton sampah yang masuk. Sehingga pemilahan sampah akan lebih mudah dilakukan.
Untuk sampah organik nantinya akan dibuat menjadi pupuk kompos dan makanan maggot. Kemudian untuk sampah anorganik bisa dimanfaatkan kembali atau bisa dijual.
” Kalau di TPA Blondo terdapat sekitar 80 pemulung yang mencari sampah anorganik setiap harinya. Kalau tidak ada mereka pasti susah dan sampah akan menggunung,” katanya.
Pihaknya di tahun 2023/2024 bekerjasama dengan YPCCI (Yayasan Pembangunan Citra Insan Indonesia) untuk mendampingi TPS3R yang ada. Mulai dari pelatihan hingga bimbingan teknis untuk masyarakat.
” Mereka juga membentuk kader wanita peduli sampah dan sudah ada 8 ribu lebih kader yang ada di Kabupaten Semarang,” lanjutnya.
Heru menyebutkan, saat ini TPA Blondo yang ada di Kecamatan Bawen sudah hampir overload. Pasalnya TPA tersebut dibangun pada tahun 2009 untuk jangka waktu 10 tahun.
” Kemarin ada opsional dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang memberikan lahan di Desa Nyemoh Kecamatan Bringin. Tetapi setelah di cek ternyata tanahnya bergerak,” pungkasnya. (Arie B)