Delapan Ancak Atau Jolen Diarak Ramai-Ramai Masyarakat Desa Bancak Bentuk Tradisi Budaya.
Serasijateng.com, Ungaran – Sebanyak delapan ancak atau jolen dibawa beramai-ramai oleh masyarakat di Dusun Krajan, Desa Bancak, Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang sebagai bentuk uri-uri tradisi atau kebudayaan warga setempat. Selasa (29/8/2023)
Pawai ancakan sendiri diketahui merupakan tradisi yang ada di Merti, Dusun Krajan tersebut, yang merupakan bentuk selamatan atau bancakan di Dusun Krajan.
Selain itu juga sebagai, kirab ancakan itu juga sebagai wujud syukur masyarakat atas melimpahnya hasil bumi yang ada di dusun tersebut.
Koordinator Ancak, Febriyanto Arif mengatakan, bahwa Merti Dusun dilaksanakan setiap satu tahun sekali, tepatnya di hari selasa pahing atau malam rabu pon.
” Dan kali ini jatuh di bulan Agustus sekaligus memperingati HUT RI Ke-78 kami adakan sekaligus,” katanya disela acara.
Untuk di Dusun Krajan, yang khususnya ada di lingkungan RT 8 sendiri menghadirkan ancak atau miniatur untuk mengangkut sesaji makanan, dimana sesaji makanan tersebut terdapat filosofinya masing-masing.
” Seperti jadah dan jenang dodol yang memiliki sifat lengket yang mengartikan masyarakat yang tidak mudah terpecah belah dan selalu bersatu,” ujarnya
Selain itu juga terdapat beberapa miniatur seperti panjat pinang, sebagai permainan khas disaat Kemerdekaan Indonesia dan juga miniatur tumpeng.
” Kita berharap adat istiadat di Desa Bancak bisa dikenal masyarakat luas. Serta sebagai pengharapan masyarakat agar kedepannya lebih sejahtera lagi untuk masyarakat sekitar,” lanjutnya.
Kasi Pemerintahan Desa Bancak, Siswanto mengatakan, bahwa tradisi pawai ancak sudah dilaksanakan sejak nenek moyang atau sudah menjadi tradisi sedari dulu.
Dan ancak pada dahulunya, juga hanya berupa berbagai makanan sederhana saja, tidak seperti sekarang ini yang dihadirkan banyak sekali meski dalam bentuk miniatur ancak.
” Dan acara kiran kita kali ini juga dimeriahkan dengan kesenian tayub dan semakin meriah karena ada pagelaran wayang sehari suntuk di kirab kali ini,” terangnya.
Dan di tahun ini, terdapat pawai ancak atau jolen yang dibuat oleh seluruh warga Dusun Krajan, sebagai pelestarian adat istiadat yang ada di Desa Bancak.
” Ini nanti kita nilai dari segi kreativitasnya dan kesesuaian dari tema. Dan ini sebagai apresiasi atas antusias warga yang ikut,” tuturnya.
Siswanto juga menyebutkan, bahwa tradisi ini akan selalu dilaksanakan setiap tahunnya dan akan selalu digelar meriah.
” Karena antusias masyarakat yang tinggi dan dengan menghadirkan kreativitas pada ancak-ancak yang dikirab, kita buat kirab ini semeriah mungkin, dan masyarakat di desa dan sekitarnya juga merasa senang dengan adanya kirab ini,” pungkasnya.(Arie B)