Bupati Semarang Luncurkan Sentra Batik Dan Oleh-oleh di Rumah Kemasan Dan Promosi Kabupaten Semarang.
UNGARAN, SERASI JATENG – Bupati Semarang menargetkan batik khas dari Kabupaten Semarang bisa menjadi tren fashion di Indonesia, usai meluncurkan Sentra Batik dan Oleh-Oleh Kabupaten Semarang di Rumah Kemasan dan Promosi yang ada di Jalan Fatmawati, Krekesan, Lopait, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Kamis (21/12/2023).
Bupati Semarang H Ngesti Nugraha menyampaikan bahwa, total ada 26 kelompok pembatik dari Kabupaten Semarang yang produk dan kreasinya dipasarkan di Sentra Batik dan Oleh-Oleh Kabupaten Semarang tersebut.
” Pemkab Semarang tentunya berharap dengan diluncurkannya Rumah Kemasan dan Promosi ini dapat mendorong produk batik khas di Kabupaten Semarang ini tembus di pasar internasional. Karena nanti kedepan tidak hanya di Lopait saja tapi nanti sentra-sentra oleh-oleh, UMKM, dan batik ini akan tersebar di beberapa titik di Kabupaten Semarang,” terangnya usai acara pembukaan dan peresmian Rumah Kemasan dan Promosi, sebagai Sentra Batik dan Oleh-Oleh Kabupaten Semarang tersebut.
Pihaknya juga menjelaskan, bahwa dengan adanya sentra batik dan oleh-oleh itu, nantinya dapat menyedot kunjungan wisatawan di Kabupaten Semarang.
” Nanti wisatawan akan diarahkan datang ke sini, kami sudah bekerjasama dengan beberapa pihak lain untuk menarik wisatawan datang ke Sentra Batik dan Oleh-Oleh Kabupaten Semarang ini. Karena disini lengkap ya fasilitasnya, sehingga ditargetkan wisatawan akan semakin naik kunjungannya di Kabupaten Semarang,” jelas H Ngesti Nugraha saat ditemuai awak media
Bupati Semarang itu juga menyebutkan, beberapa fasilitas yang dimiliki Rumah Kemasan dan Promosi Sentra Batik dan Oleh-Oleh di Lopait, Tuntang, Kabupaten Semarang.
Diantaranya adalah ada berbagai stand produk batik dan UMKM di Kabupaten Semarang, kemudian ada juga pusat kopi sekaligus cafe kopi, pusat kuliner, dan juga rumah kemasan untuk berbagai kebutuhkan kemasan batik serta UMKM di Kabupaten Semarang.
” Semua ada disini, mulai dari pengemasannya, promosinya juga ada banyak stand UMKM disini yang jumlahnya ada sekitar 600 UMKM binaan Pemkab, lalu tadi ada 26 kelompok batik yang mempromosikan produk-produk batiknya, lalu ada juga kopi khas Kabupaten Semarang termasuk cafe kopinya, dan pusat kuliner juga ada disini. Jadi wisatawan bisa menikmati semua fasilitas yang ada di Sentra Batik dan Oleh-Oleh Kabupaten Semarang ini,” ujarnya.
Bupati Semarang juga menyampaikan, bahwa nantinya usai dibuka dan diresmikannya Rumah Kemasan dan Promosi Sentra Batik dan Oleh-Oleh Kabupaten Semarang di Lopait, Tuntang, Kabupaten Semarang ini, berikutnya Pemkab Semarang juga akan siapkan sentra yang sama untuk batik dan UMKM di Kabupaten Semarang yang ada di Pasar Kembangsari, di Tengaran.
” Lalu juga akan kami siapkan juga sentra batik dan UMKM atau oleh-oleh khas Kabupaten Semarang ini di destinasi wisata Bergas Lor, Kecamatan Bergas. Dan di 2024 juga akan menjadikan Eks Pasar Ikan Higenis di Babadan, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang menjadi sentra kuliner, batik, dan UMKM di Kabupaten Semarang. Nanti kita kembangkan secara bertahap supaya UMKM dan batik dari Kabupaten Semarang ini bisa semakin naik kelas,” ungkapnya.
Tidak berhenti disitu, Bupati Semarang juga akan mengembangkan cara kemasan agar makanan khas dari Kabupaten Semarang, yakni Sate Suruh dan Gecok bisa tahan lama untuk dijadikan oleh-oleh bagi wisatawan yang datang ke Kabupaten Semarang.
” Nah, saat ini yang masih kami pikirkan adalah cara pengemasan untuk makanan khas Kabupaten Semarang ini, yakni Sate Suruh dan Gecok agar dikemas sedemikian rupa, sehingga bisa tahan 6 bulan dijadikan sebagai oleh-oleh wisatawan, karena memang biasanya hanya bertahan dua hari saja. Karena disini ada rumah kemasan maka sedang kami pikirkan untuk pengemasan makanan khas kita ini agar tahan lama saat dijadikan oleh-oleh nanti,” terangnya.
Ditanya soal peran besar UMKM untuk pendapatan daerah di Kabupaten Semarang, H Ngesti Nugraha optimis kedepan UMKM dan berbagai produk oleh-oleh di Kabupaten Semarang bisa semakin berkembang dan naik kelas, dengan demikian diharapkan pembayaran pajak dan perijinannya bisa maksimal kedepannya.
” Salah satu cara ini untuk mengembangkan UMKM dan berbagai produk khas di Kabupaten Semarang, fungsinya agar tambah besar dan naik kelas UMKM dan kelompok berbagai produk khas kita ini, kalau mereka semakin besar, produknya semakin dikenal maka perijinan dan pembayaran pajak akan semakin lancar lagi. Yang terpenting adalah peluang pekerjaan semakin besar, resapan produk-produk pertanian lancar, dan perekonomian menggeliat dengan berkembangnya UMKM kita ini,” tuturnya.
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskumperindag) Kabupaten Semarang, Heru Subroto mengatakan, bahwa untuk produk batik yang dipamerkan di Sentra Batik dan Oleh-Oleh Kabupaten Semarang banyak jenisnya.
” Tapi memang kalau ditanya batik unggulan masih dipegang Batik Lumintu dan Batik Gemawang ya, karena yang pasarnya sudah banyak penggemarnya, sekarang yang mulai dikembangkan Batik Ciprat dan Batik Eco Print. Diharapkan terus berkembang dan semakin terkenal diberbagai wilayah, bahkan sampai ke pasar luar negeri dengan adanya sentra ini,” kata Heru Subroto kepada awak media.
Heru Subroto juga menjelaskan, jika untuk pemaksimalan Rumah Kemasan dan Promosi tersebut dimana ada bagian kemasan juga akan dikembangkan untuk kemasan produk basah dari UMKM Kabupaten Semarang.
” Kita sedang cari cara bagaimana pengemasan produk basah dari UMKM kita ini, supaya juga pemasarannya bisa lebih maksimal lagi karena kemasannya bisa membuat produk itu awet saat dijual, tapi yang jelas kami harapkan ada kreativitas dari pelaku UMKM kita meski Pemkab Semarang menyediakan fasilitas untuk kemasan dan promosi ini, sehingga produk-produk UMKM Kabupaten Semarang ini bisa jadi lebih berkembang lagi,” imbuh Heru.
Ia juga menuturkan, jika dengan adanya Sentra Batik dan Oleh-Oleh Kabupaten Semarang di Lopait, Tuntang ini bisa semakin memaksimalkan penjualan produk UMKM di Kabupaten Semarang.
” Tantangannya dengan adanya sentra ini dan adanya jalan tol termasuk ada rest area tidak akan membuat sentra ini mati ya, kami optimis karena sebelum mengembangkannya kami sudah tahu ini bahwa selama ini wisatawan itu tidak tahu beli oleh-oleh dimana, kalau tidak di lokasi destinasi wisata yang mereka kunjungi. Maka dari itu, dengan adanya sentra ini yang lokasinya dipinggir jalan nasional dan jalan utama maka kami optimis akan berkembang nantinya,” ucapnya.
Pihaknya juga menambahkan, jika Diskumperindag Kabupaten Semarang juga menggandeng banyak pihak, diantaranya Asita ini akan mendorong wisatawan datang ke sentra tersebut.
” Kemitraan juga kami gaet pihak lainnya, ada Asita, Pool Bus, semua kita gandeng dengan kemitraan ini kami optimis bisa berkembang karena produk kami jelas lebih baik darimana pun. Termasuk adanya tol juga tidak jadi permasalahan, karena wisatawan ini jarang makan di rest area, sehingga mereka kami yakin siap untuk keluar dari Exit Tol Bawen untuk datang ke sini. Dan produk UMKM kami oleh-oleh ini dijamin lebih baik dan higenis karena kontrol langsung dari kami Pemkab Semarang,” tandasnya.(Arie B)