BPKP Perkenalkan Aplikasi Keuangan Praktis Untuk Pengelola BUMDES Di Kabupaten Semarang.
UNGARAN, SERASI JATENG – Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) memperkenalkan aplikasi keuangan praktis untuk pengelola badan usaha milik desa (Bumdes) di Kabupaten Semarang. Dimana aplikasi tersebut memudahkan untuk menyusun laporan keuangan BUMDes.
Koordinator Pengawas Bidang Akuntansi Negara Perwakilan BPKP Jawa Tengah, Taufik Maulana Hamzah Putra menjelaskan, aplikasi keuangan praktis tersebut diperkenalkan untuk 40 BUMDes yang di Kabupaten Semarang. Serta bimbingan teknis yang diberikan merupakan pertama di Jawa Tengah.
“Aplikasi ini membantu pengelola BUMDes menyusun laporan keuangan Bumdes yang memiliki akuntabilitas sesuai peraturan yang berlaku,” katanya, Selasa (26/3/2024).
Selain itu, aplikasi Forsa bisa dimanfaatkan untuk menyusun neraca, laporan laba rugi, dan posisi keuangan BUMDes. Sehingga mempermudah penilaian kinerja BUMDes secara keseluruhan.
” Kami berharap dengan adanya bimtek ini, para peserta bisa menguasai aplikasi tersebut dengan baik,” katanya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dispermasdes) Budi Rahardjo menegaskan salah satu fungsi BUMDes yakni membantu menurunkan angka kemiskinan di desa. Maka dari itu, pengelolaan keuangannya juga harus akuntabel.
” Gunakan Aplikasi Forsa BPKP ini untuk menyusun laporan keuangan yang baik. Sehingga kinerja BUMDes dapat meningkat,” tegasnya.
Sementara itu, salah seorang pengembang aplikasi Transformasi Sistem BUMDesa (Forsa BUMDesa), Andi Ahmad Akhyar menjelaskan aplikasi tersebut dibangun secara praktis dan mudah digunakan para pengelola BUMDes. Aplikasi ini secara otomatis bisa menghasilkan laporan keuangan, neraca laba rugi, likuiditas dan lainnya.
” Yang paling terpenting para pengelola rutin dan taat menginput transaksi sehingga nantinya langsung bisa menyampaikan laporan keuangan,” terangnya.
Aplikasi Forsa BUMDesa ini sudah diterapkan di beberapa wilayah di tanah air. Diantaranya, Morowali Utara, Jombang, Banyuwangi, Kepulauan Bangka Belitung, NTB, Bengkulu, Jawa Barat, Banten dan Nangroe Aceh Darussalam.
“Persentase keberhasilan penggunaan aplikasi rata-rata 75-80 persen,” pungkasnya. (Arie B)