Apel Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana Dan Gelar Peralatan Tahun 2023 BPBD Kabupaten Semarang.
UNGARAN, serasijateng.com – Jajaran Forkompimda Kabupaten Semarang menggelar Apel Siaga Bencana, sebagai wujud kesiapsiagaan relawan gabungan serta alat sarana prasarana (sarpras) menghadapi berbagai jenis bencana yang bisa terjadi kapan saja di musim penghujan ini.
Apel tersebut dipimpin langsung oleh Bupati Semarang, H Ngesti Nugraha dan juga seluruh jajaran Forkompimda Kabupaten Semarang dan relawan gabungan yang ada di Kabupaten Semarang.
Bupati Semarang H Ngesti Nugraha mengatakan, Apel Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana ini menjadi manifestasi kesiapan Pemkab dan seluruh komponen masyarakat menghadapi bencana alam.
“ Apel menjadi manifestasi kesiapan Pemkab dan seluruh komponen masyarakat menghadapi bencana alam. Sehingga dapat mengurangi dampak buruknya atau mitigasi bencana,” tegasnya.
Kecamatan dengan topografi dataran tinggi seperti Getasan, Ungaran Timur dan Banyubiru dinilai rawan terjadi tanah longsor. Karenanya, warga disana harus mendapat edukasi agar tahu apa yang harus dilakukan jika bencana itu terjadi.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang, Alexander Gunawan Tribiantoro mengatakan, bahwa apel tersebut bertujuan untuk mengantisipasi bencana yang bisa terjadi kapan saja di musim penghujan saat ini.
” Dan di prediksi, hujan ini akan terjadi pada Februari 2024 mendatang, dan apel ini kami lakukan untuk antisipasi dan kesiagaan kami seluruh Forkompimda dan relawan di Kabupaten Semarang menghadapi musim penghujan saat ini,” ungkapnya usai Apel Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana Dan Gelar Peralatan Tahun 2023 di Lapangan Alun-Alun Bung Karno, Kalirejo, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang. Selasa(12/12/2023)
Pria yang akrab disapa Alex tersebut menjelaskan jika BPBD Kabupaten Semarang telah memetakan wilayah mana saja yang terjadi kerawanan terjadi bencan di musim penghujan ini.
” Ya, kami telah memetakan titik-titik mana saja atau wilayah mana saja yang masuk wilayah rawan bencan di musim penghujan ini,” tuturnya.
Pihaknya juga menyebutkan beberapa wilayah di Kabupaten Semarang yang masuk kategori rawan bencana di musim penghujan ini diantaranya yakni di Kecamatan Banyubiru, Ambarawa, Kecamatan Getasan, Kecamatan Sumowono, dan di Kecamatan Jambu.
” Untuk beberapa wilayah tersebut kami minta waspada, termasuk diantaranya yakni wilayah-wilayah yang kemarin habis terjadi kebakaran lahan dan hutan (karhutla) itu merupakan titik rawan terjadinya bencana tanah longsor dan banjir bandang di Kabupaten Semarang,” jelas Alex saat di temui awak media Serasi Jateng.
Ia juga kembali mengatakan, untuk sistem komunikasi yang saat ini ada di BPBD Kabupaten Semarang sebagai langkah dan upaya melakukan komunikasi untuk bertindak cepat jika ada bencana, Alex mengungkapkan bahwa untuk sarpras sistem komunikasi kebencanaan, BPBD Kabupaten Semarang memiliki beberapa jalur contact komunikasi.
” Diantaranya ada di contact komunikasi kedaruratan BPBD via Whatsapp, lalu kami juga stanby-kan dua regu untuk memonitor di jaringan antar kecamatan dan juga monitor di jaringan damkar. Tidak hanya itu, kami juga memiliki relawan yang cukup banyak, baik dari PMI dan lainnya kita sudah standby-kan juga di antar kecamatan,” terangnya.
Alex juga mengatakan, jika terjadi kebencanaan di wilayah Kabupaten Semarang, maka ia akan bisa secara langsung mengkoordinasikannya bersama para relawan yang ada di Kabupaten Semarang.
” Termasuk diantaranya adalah adanya sarpras kentongan yang kami nilai masih efektif untuk memberitahu warga jika ada bencana terjadi, meski ada teknologi yang baru, tapi kentongan ini masih efektif juga untuk memberitahu warga jika ada bencana terjadi,” tambahnya.
Pihaknya juga menambahkan jika saat ini ada 22 desa tanggap bencana di Kabupaten Semarang sehingg segala rambu-rambu yang dibutuhkan untuk proses evakuasi juga telah terpasang dengan lengkap di 22 desa tersebut.
” Di 22 desa tanggap bencana ini kita sudah pasangkan sarpras sebagai rambu-rambu warga di masing-masing lokasi itu. Dan rambu-rambu itu juga dimanfaatkan bagi warga sekitar sebagai petunjuk proses evakuasi dan juga memudahkan kami dalam menindaklanjuti sebuah bencana yang terjadi,” pungkasnya.(Arie B)